Sunday, September 19, 2010

SKB - ANALISA SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN

Dilakukan pada : TABUNGAN BRITAMA JUNIO

1. Pendahuluan

Produk yang dibahas dalam tugas ini adalah produk yang dikeluarkan oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia) berupa Tabungan Britama. Tabungan yang dianalisa adalah Tabungan Britama Junio. Sebagai upaya perbankan untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan pasar bahkan menciptakan kebutuhan pasar baru, sehingga bank dituntut harus selalu jeli dalam melihat pasar dan kreatif dalam mengembangkan dan memasarkan produk dan jasanya.


Demikian pula yang saat ini dilakukan oleh BRI, dengan semangat “ melayani nasabah dengan setulus hati”, Bank BRI tidak hanya sekedar mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada (customer retention) tetapi juga upaya memperluas pasar hingga ke segmen usia muda.
2. Deskripsi Produk

BRI (Bank Rakyat Indonesia) mengembangkan produk perbankannya melalui Tabungan BRI Britama untuk segmentasi anak sekolah mulai TK hingga SMA, yang diberi nama JUNIO. Produk ini diluncurkan pada 24 Mei 2009 di Atrium Cilandak Town Square Jakarta.

Setiap pemegang rekening tabungan BRI Britama JUNIO akan mendapatkan buku tabungan dan Kartu ATM/Debit limited edition bergambar karakter kartun internasional seperti Superman, Tom&Jerry, ataupun Tweety.
3. Analisa Produk
3.1 Variabel Keyakinan Membeli

Desain Buku Tabungan dan Kartu ATM

Desain yang ditawarkan oleh BRI adalah bergambar tokoh kartun yang disukai anak – anak.

a. Tom & Jerry

b. Tweety

c. Superman

Dari desain di atas sudah jelas sekali bahwa segmentasi anak – anak yang mempunyai tokoh kegemaran kartun.

Ada beberapa survey yang mendukung terkait tokoh kartun yang dipilih sebagai desain :

- Survey oleh yahoo.com, kaskus network di indonesia tahun 2009 secara kuesioner online memberi ranking ketiga untuk tokoh kartun Tom & Jerry. [Survey 10 tokoh kartun favorit ]

- Survey oleh Stasiun Televisi Channel Boomerang terhadap sejumlah orang dewasa di Inggris pada tahun 2000. Orang-orang tersebut diminta menuliskan kartun yang paling disukai sewaktu masih anak-anak. Dan hasilnya, Tom & Jerry keluar sebagai kartun terfavorit. Film kartun ini mampu mengalahkan film kartun lain seperti Popeye, Fred Flintstone dan Bugs Bunny. Sementara Scooby Doo dengan tokoh-tokohnya Velma, Shaggy, Fred dan Daphne menduduki peringkat ke dua dari survei tersebut.

Untuk tokoh kartun Superman merupakan salah satu tokoh yang sangat dikenal di seluruh dunia dan bahkan masih menjadi tokoh yang diidolakan dari anak – anak hingga orang dewasa.

Bentuk Kartu ATM yang lebih tipis dan asimetris

Kemudahan untuk digenggam, terutama untuk anak – anak merupakan satu hal yang menjadi perhatian BRI sebagai pihak yang mengeluarkan produk Britama Junio. Ujung dari kartu ATM yang lebih asimetris atau tidak terlalu menyiku, mengurangi risiko untuk cidera bagi anak. Anak juga lebih mudah untuk melakukan akses ke mesin ATM dikarenakan kartu ATM mereka mudah digenggam.

Warna Buku Tabungan

Warna buku tabungan untuk Bri Junio diseragamkan dengan kartu ATM yang diberikan berupa tokoh kartun. Dengan latar belakang biru dan warna terang untuk tokoh kartun merupakan daya tarik tersendiri untuk menjadi pilihan konsumen.

Kemasan Buku Tabungan

Kemasan menggunakan plastik covering yang lebih melindungi buku dan bersifat tahan lama, buku tabungan tidak mudah rusak dan tahan air.

Fitur / Fasilitas Tabungan

Program ini dapat dikategorikan sebagai tabungan murah dengan diberikan berbagai ketentuan dan fasiltas secara GRATIS seperti biaya administrasi bulanan , fasilitas asuransi personal accident dengan minimal saldo Rp. 500 ribu. Selain fasilitas tersebut, penabung Junio juga akan mendapatkan fasilitas untuk menggunakan electronic channel BRI seperti :


- Ribuan jaringan ATM BRI dan ATM lain yang tersebar secara nasional (ATM Bersama, ATM Link, dan ATM Prima),


- SMS Banking BRI, Kiosk Banking BRI serta fasilitas EDC dan Mini ATM BRI


- Phone Banking BRI dengan nomor 14017,


Penabung Tabungan BRI BritAma juga secara otomatis dapat diikutkan pada setiap program Undian Berhadiah Tabungan BRI BritAma dan e Banking BRI sesuai syarat dan ketetntuan yang berlaku.


Selain itu Tabungan BRI BritAma Junio dapat dimanfaatkan sebagai tabungan perencanaan (jangka panjang) dengan cara orang tua menempatkan sejumlah dana tertentu (kelipatan Rp. 25 juta) untuk kebutuhan jangka panjang (> 6 bulan). Dengan mengikuti program tabungan perencanaan ini akan langsung mendapatkan hadiah menarik berupa Cash Bonus Junio, yaitu uang tunai yang langsung diterima didepan. Orang tua juga dapat memanfaatkan fasilitas Automatic Funds Transfer (AFT) jika ingin menambah saldonya setiap bulan. Fasilitas AFT ini memudahkan orang tua untuk mengalokasi dananya kepada anak setiap bulannya.

Promo

Nasabah BRI Junio akan mendapatkan promo, sebagian besar terutama wahana bermain, entertainment centers, lembaga pendidikan, kursus musik dan lembaga pengembangan bakat. Promo berupa potongan atau discount hingga ketersediaan layanan secara gratis.

3.2 Variabel Evaluasi

Evaluasi terhadap para nasabah Britama Junio dalam tulisan ini dilakukan di BRI Cabang Bogor Padjajaran, termasuk di dalamnya Kantor Unit dan Kantor Cabang Pembantu.

Evaluasi yang dilakukan kepada nasabah terhadap produk Britama Junio, bahwa mereka memilih produk tabungan berdasar pada beberapa variabel seperti :

Desain, Bentuk, Warna, Kemasan Buku Tabungan dan Kartu ATM

Terkait hal ini bahkan beberapa nasabah rela untuk menunggu adanya persediaan untuk tabunganBritama Junio dengan Desain, Bentuk, Warna, Kemasan tertentu. Contohnya yang bergambarkan kartun Superman, dari pihak logistik mencatat bahwa untuk produk ini yang banyak diminati oleh nasabah.

Fitur/Fasilitas

Kemudahan untuk mendapatkan akses seperti nasabah BRI biasa juga merupakan satu pilihan lain. Orang tua yang terbiasa mendapatkan dan menggunakan layanan BRI akan lebih mudah melakukan pembelajaran bagi anak – anak mereka.

Promo

Tersedianya promo sepanjang tahun untuk masuk ke wahana bermain serta entertainment centers (timezone, dufan/ancol, jungle) tertentu juga menjadi pilihan bagi nasabah memilih produk ini. Potongan hingga 30% untuk mengikuti lembaga belajar yang cabangnya tersebar hingga lingkungan perumahan memudahkan nasabah yang ingin mengikutsertakan anaknya dalam bimbingan belajar tambahan.

3.3 Variabel Keyakinan Normatif

Keluarga

Hingga akhir 2009 jumlah nasabah BRI mencapai 40 juta rekening. Ini berarti target segmen pasar terutama untuk keluarga masih terbuka lebar. Dengan perkiraan minimal satu keluarga dengan 2 anak maka, dipastikan tambahan satu rekening sudah pasti didapat melalui pengaruh keluarga. Loyalitas nasabah BRI terutama untuk PNS, karyawan BUMN dan utamanya pensiunan bisa menjadi bukti bahwa salah satu faktor pendukung anak atau cucu mereka menjadi nasabah tabungan Britama Junio.

Sales/Marketing

Program untuk mendapat nasabah melalui program di Mal merupakan daya tarik tersendiri untuk menggaet calon nasabah. Dengan jadwal tetap selama akhir pekan dan libur hari besar, program ini mampu menarik nasabah yang tertarik dengan stand dan juga bonus hadiah langsung saat membuka tabungan. Ditambah kemudahan untuk membuka tabungan dengan Rp. 250.000, program jemput bola ini dinilai efektif.

Program lain yang dijalankan adalah kerjasama dengan yayasan yang memiliki cabang tingkat pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Adanya program yang dilakukan baik seminar maupun stand permainan mampu menarik minat orang tua murid mengikutsertakan anaknya menjadi nasabah.

Teman/Sesama Siswa atau Murid Sekolah

Mouth to mouth marketing merupakan salah satu pola penjualan dengan minim biaya. Disadari atau tidak anak – anak sekolah atau yang tergabung dalam komunitas menjadi tenaga penjual dan marketing secara tidak langsung. Sifat keingintahuan anak – anak ini memungkinkan mereka mencari informasi lebih banyak terkait produk tabungan Britama Junio dan menjadi nasabah.

3.4 Variabel Motivasi

Beberapa motivasi utama dari para nasabah untuk mengambil produk Britama Junio adalah :

Keluarga

Banyaknya payroll gaji baik PNS, Karyawan BUMN dan TNI/Polri melalui BRI menjadi faktor utama hal ini. Banyak orangtua yang sering melakukan transaksi di BRI mengikutsertakan anak mereka menjadi nasabah tabungan Junio.

Sales/Marketing

Jumlah nasabah yang didapat dari program yang dilakukan divisi sales/marketing sangat signifikan. Untuk hari libur besar dan terutama hari libur sekolah, untuk kota besar seperti Jakarta dan Bogor minimal satu lokasi program (stand, booth, atau seminar) bisa memperoleh nasabah hingga 150 nasabah potensial.

Beberapa yayasan pendidikan juga melakukan kerjasama dengan cara memberi kemudahan bagi siswa mereka untuk menjadi nasabah melalui pemotongan uang sarana pendidikan menjadi biaya daftar tabungan, ini dikarenakan adanya kerjasama pinjaman yang diberikan BRI kepada yayasan pendidikan tersebut untuk pengembangan usaha sarana dan prasarana pendidikan.

4. Penutup

Sebulan setelah peluncuran awal tabungan Britama Junio 23 Juni 2009, tercatat telah ada 6.541 kartu ATM BritAma Junio yang dikeluarkan. Jumlah saldo yang tercatat pada rekening tabungan BritAma Junio secara total pada akhir hari 23 Juni 2009 adalah sebesar Rp 10,2 miliar. BRI menargetkan Britama Junio bisa mengumpulkan DPK hingga Rp 500 miliar atau 200.000 rekening yang rata-rata isinya Rp 2,5 juta dalam jangka waktu satu setengah tahun ke depan.

Studi Kelayakan Bisnis - Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Rental



I. Latar Belakang

Bisnis yang dikaji studi kelayakan bisnisnya adalah bisnis rental. Bisnis rental adalah bisnis jasa untuk menyewakan dalam batas waktu tertentu suatu produk baik bergerak maupun tidak bergerak dengan kesepakatan awal yang diketahui pihak pemberi sewa dan penyewa.

Jenis rental yang dipilih bila diklasifikasikan berdasarkan : produk, biaya, lokasi dan waktu.

II. Invention of Idea (Penemuan Ide/Gagasan)

Tahapan ini merupakan tahapan dimana produk atau jasa dari bisnis dianalisa apakah bersifat menguntungkan atau tidak.

Ada dua bisnis rental yang dikaji dalam laporan studi kelayakan bisnis ini :

a. Bisnis rental computer

b. Bisnis rental motor

Dalam tahapan pertama ini bisnis akan dikaji dari segi keuntungan yang akan didapat bila sudah dijalankan dan dikembangkan. Dengan kata lain proyek bisnis harus bersifat menguntungkan.

a. Bisnis rental computer

Produk yang akan direntalkan adalah computer. Produk tambahan yang bisa dipasarkan adalah akses internet, print (cetak), scan (pindai), dan pengetikan. Bisnis ini akan bersifat sangat menguntungkan bila memilih lokasi yang tepat, dengan kata lain bisnis ini tergantung sekali dengan lokasi tempat usaha. Lokasi seperti sekolah dan kampus merupakan tempat yang strategis. Dikarenakan lokasi di Bali, maka salah satu sasaran utama bisnis adalah mencari tempat dekat universitas. Dengan tolak ukur universitas udayana saja, harga sewa lokasi 100 meter dari kampus berkisar 2 hingga 3 juta per bulan. Ini merupakan hal yang memberatkan bisnis ini. Untuk peralatan sebenarnya bisa disiasati karena banyaknya barang murah dari cina. Untuk 3 unit computer berkisar 12 juta, peralatan tambahan kurang lebih 8 juta.

b. Bisnis rental motor

Produk yang direntalkan adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor. Tidak ada produk tambahan yang dipasarkan dalam bisnis ini. Bisnis ini akan bersifat menguntungkan dikarenakan lokasi dari bisnis adalah sentra pariwisata yaitu Bali. Untuk memudahkan para penyewa kendaraan, maka motor yang disewakan adalah motor automatic atau dikenal lebih luas motor matic. Dengan kediaman pebisnis di daerah kuta dan legian ini merupakan hal yang menguntungkan dalam hal lokasi, dengan kapasitas simpan hingga 10 motor.

Dengan investasi dasar motor yang akan disewakan terdiri atas motor baru sebanyak 6 buah dan motor bekas 4 buah. Dengan harga satu motor matic baru senilai 13 juta dan harga motor matic bekas 8 juta serta service untuk semua motor senilai 3 juta. Total semua modal 113 juta. Dengan sewa motor per setengah hari 50 ribu dan perkiraan semua motor habis disewakan maka penghasilan per hari dipotong bahan bakar 400 ribu. Dikalikan dengan 1 bulan maka nilai 12 juta sudah didapat untuk sewa setengah hari. Ini belum termasuk bila masuk weekend dan hari libur besar.

III. Research ( Penelitian )

Dalam tahapan ini penelitian lebih mendalam dari bisnis dilakukan dengan metode ilmiah.

a. Bisnis Rental Komputer

Berdasar data dari Dinas Pendidikan Kuta, jumlah universitas di Kuta terdiri atas 2 universitas pemerintah / negeri dan 4 universitas swasta. Sasaran utama bisnis ini lebih difokuskan pada pendidikan tinggi dikarenakan konsumsi mereka terkait segala hal terkait computer lebih tinggi. Dari 6 universitas tersebut, dengan memakai ukuran jarak 100 meter dari kampus didapatkan kisaran harga sebagai berikut :

Universitas A : 1.500.000

Universitas B : 2.000.000

Universitas C : 2.500.000

Universitas D : 750.000

Universitas E : 1.000.000

Universitas F : 900.000

Ada satu tempat yang dirasakan potensial yaitu universitas A, ini dikarenakan kedekatan dengan beberapa pihak di kampus tersebut. Dengan jumlah mahasiswa kampus ini sekitar 3000 orang [data kampus 2010], dan berdasar data dari pebisnis rental bahwa konsumen minimal 10 orang per hari dengan jasa sewa 5000 untuk computer saja maka selama sebulan maka nilai sewa sekitar 600.000.

b. Bisnis rental motor

Data dari ikatan UMKM Kuta didapatkan bahwa ada 20 jenis UMKM rental motor. Satu hal diferensiasi produk yang dimiliki adalah usaha yang dilakukan pebisnis hanya menyewakan motor jenis matic saja. Lokasi yang dimiliki adalah milik sendiri dan terletak di pusat kota kuta. Data pergerakan wisatawan per hari adalah 500 - 1000 orang (Kelurahan Kuta Baru). Dengan pasaran per sewa 50 – 70 ribu per hari dan diferensiasi produk dengan pertambahan nilai maka bisnis ini cukup menjanjikan.

IV. Evaluation (Evaluasi)

a. Evaluasi usulan proyek yang akan didirikan

Evaluasi rental computer

Harga lokasi dan murahnya perangkat computer adalah penghalang utama bisnis ini. Dengan semakin murahnya harga computer maka pemilik pribadi perangkat kompuer semakin banyak, terlebih mahasiswa yang selalu ingin update dan fashionable.

Evaluasi rental motor

Lokasi yang dimiliki sendiri dan diferensiasi produk yang dimiliki adalah salah satu keunggulan bisnis ini . SDM yang dimiliki sudah terlatih dalam bisnis automotif karena sudah berhasil menjalankan bisnis auto wash juga di kawasan kuta Bali. Dengan prinsip bisnis yang terpisah maka bisnis ini diharapkan dapat mengembangkan diri sendiri tanpa terikat dengan bisnis awal.

b. Evaluasi proyek yang sedang dibangun

Bisnis rental komputer

Belum ada hal yang dikembangkan untuk bisnis ini, masih ada di posisi survey dan STP (Segmenting, Targeting, Positioning).

Bisnis rental motor

Lokasi untuk bisnis sudah tersedia , termasuk gudang penyimpanan dan showroom display. Yang belum sepenuhnya ada hanya unit motor dengan total pengembangan tahap pertama 10 unit.

c. Evaluasi proyek yang sudah berjalan / dioperasikan secara rutin.

V. Pengurutan feasible project proposal

Untuk urutan dari feasible project dari dua bisnis yang telah dievaluasi di atas maka :

a. Bisnis rental motor

b. Bisnis rental computer

Banyak keterbatasan dari pebisnis bila ingin melakukan usaha di bidang rental computer, salah satunya adalah ketidaktahuan tentang computer dan sulitnya pemilihan lokasi. Walaupun dana yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding bisnis rental motor akan tetapi rental computer pemasukannya pun tidak terlalu baik untuk cash flow pengembangan perusahaan .

VI. Implementation Plan

Bisnis yang akan dijalankan adalah bisnis rental motor. Dalam tahap implementasi maka perumusan lebih terkait dengan proses pekerjaan dan pengembangan bisnis.

Jenis- jenis Pekerjaan

Perumusan rencana pembangunan rental motor

Di tahap ini dilakukan rencana dasar terutama pembuatan proposal bisnis untuk pihak ketiga baik internal maupun eksternal.

Pembelian sumber daya (motor)

Dana awal yang dimiliki oleh pebisnis adalah Rp. 50.000.000. Untuk dana awal yang dimiliki mencukupi untuk pembelian 3 buah motor matic baru. Sisa dari kebutuhan motor akan dipenuhi setelah proposal ke pihak ketiga disetujui.

Pemilihan sumber daya manusia (SDM)

Tenaga pelaksana adalah sebanyak 3 orang di luar pemilik. 1 orang sebagai tenaga administratif dan 2 orang pelaksana teknis.

Waktu untuk jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Tanggal (Tahun 2011)

Persiapan lokasi showroom

Januari

Pembelian 7 Unit Motor

Januari

Pelatihan Tenaga Teknis

Januari

Pemasaran via online

Januari

Pemasaran via pamflet dan spanduk

Februari

Maintenance Unit

Maret

Evaluasi bisnis Triwulan

Maret

Jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana

Kualifikasi tenaga untuk segi administratif adalah mampu melakukan pembukuan dan menggunakan computer. 2 orang pelaksan teknis mampu menangani kerusakan mesin motor dan melakukan perawatan rutin.

Ketersediaan dana dan sumber daya lain

Total dana yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

Motor Rp. 113.000.000

SDM Rp. 36.000.000

Lokasi Tidak memerlukan biaya

Izin usaha Rp. 2.000.000

Sumber daya lain

Sumber daya yang sudah dimiliki adalah lokasi dan pengalaman serta keahlian otomotif dari pebisnis.

Kesiapan manajemen

Kesiapan manajemen dapat dilihat dari proposal bisnis yang diajukan serta bisnis yang sudah berhasil dijalani yaitu cuci steam “Kuta Wash”. Bisnis ini sudah berhasil dengan segmentasi pencucian motor rental dan pribadi. Kredibilitas pengusaha dapat dilihat dari bisnis yang sudah berhasil berjalan baik. Dua institusi sudah membantu pemodalan dan pengembalian pun berjalan baik.

VII. Operational Stage

Keuangan

Untuk tahap awal keuangan akan dikelola oleh pemilik dengan menggunakan tenaga pinjaman dari perusahaan “Kuta Wash”.

Marketing

Tenaga pemasaran untuk tiga bulan pertama dilakukan langsung oleh karyawan teknis.

Pemasaran online : Pemasaran online disiapkan melalui sebuah website yang sudah disiapkan per november 2010. Di website dinas pariwisata bali, pemasaran dilakukan melalui link afiliasi dengan “Kuta Wash”.

Pemasaran langsung : Promo awal untuk sewa dengan harga 40 ribu, dan tanpa minimum hari sewa selama bulan januari. Sifat antar jemput pun bisa dilakukan dengan penambahan nilai sewa 10 ribu.

Produksi/Operasi

Total unit yang dikelola adalah 10 unit motor.

Dua orang yang bertanggung jawab sebagai staff teknis.

Analisa segi teknis adalah maintenance secara rutin dilakukan per bulan.

Maintenance tiga bulanan adalah untuk penggantian sparepart dan tune up mesin.

SDM

Pelatihan untuk SDM teknis selama 3 bulan yang dilakukan dari bulan september 2010. Pelatihan pemasaran untuk semua SDM akan dilakukan per Desember 2010, dengan konsultan dari dinas UMKM Bali (Free of charge – Program Pemerintah).

Evaluasi SDM akan dilakukan per tiga bulan oleh pemilik langsung.

Manajemen

Manajemen akan dikelola oleh pebisnis sendiri. Keseluruhan operasional akan dipegang langsung oleh pemilik.

Ekonomi Spiritual

Abstrak

Tulisan ini membahas mengenai Ekonomi Spiritual , pandangan tentang ekonomi dimensi keharmonisan dan nilai tambah sosial. Beberapa prinsip yang mendukung Ekonomi Spiritual ini membentuk pola pikir, sikap dan perilaku suatu sistem ekonomi menunjukkan kebersamaan dalam keterikatan (sebab akibat), seimbang dalam saling melengkapi dan dinamis dalam kehidupan manusia baik perlombaan dan prestasi.

(Ekonomi, Uang, Dampak Sosial)



1. Latar Belakang

Dalam sebuah diskusi tentang industri kesehatan, seorang konsultan keuangan mengemukakan pertanyaan ke pelaku industri yang mengalami kebangkrutan: “Menurut anda apa yang merupakan penyebab dari kesulitan keuangan sebuah rumah sakit?”. Dengan lugas direksi dari perusahaan tersebut menjawab “Keinginan yang terlalu banyak dari karyawan melalui serikat buruh, permintaan dari dokter- dokter yang terlalu banyak, dan para pasien yang tidak mampu membayar tagihan.”

“Bukan,” jawab konsultan tersebut, “penyebab utama dari kesulitan di organisasi tersebut adalah keserakahan, keegoisan dan perlakuan yang tidak mengenakkan terhadap kebutuhan dari masyarakat di dalam dan pengguna jasa organisasi.”

Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Pada masyarakat terpandang, berpendidikan tinggi yang digolongkan mampu bertanggung jawab dan memiliki prinsip. Satu persatu para pelaku industri tersebut mencoba membuka mata dan menyadari indikasi yang jelas tentang hal – hal yang sesungguhnya dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, sikap bersitegang baik dengan para dokter atau staf yang bekerja, ketidakmauan untuk berinvestasi untuk sistem, perangkat dan kebijakan baru. Semua keputusan dan perilaku ini sebelumnya menjadi pembenaran bagi mereka dalam mengambil keputusan untuk organisasi dan utamanya mempertahankan keuntungan.

Dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini, ketidakstabilan pasar saham, serta kesulitan keuangan individual, pernyataan yang banyak terpampang di media adalah “apa yang harus kita lakukan mengenai hal ini?”, lalu “Siapakah yang harus disalahkan?”.

Sebagaimana yang telah disebutkan di permulaan tulisan tentang dewan direksi yang mengalami kebangkrutan di organisasi mereka, negara pun berusaha untuk mencari solusi pembenahan yang cepat dan pengalokasian miliar atau triliunan yang tepat kepada sasaran yang dituju.

2. Konsep Uang

Uang ditampilkan sebagai sumber dan solusi dari masalah kita. Bahkan masalahnya kini adalah pemikiran bahwa hanya uang sajalah yang menjadi solusi permasalahan kita.

Pandangan mengenai uang menjadi sumber dan solusi masalah kita membawa bangsa ke situasi kalah : Kita membutuhkan uang untuk memecahkan masalah dari kekurangan uang, akan tetapi mengambil uang dari diri kita sendiri akan menjadi masalah kekurangan uang.

Semua perhatian seakan terpusat ke uang, dimana uang dicari, siapa yang mempunyainya, siapa yang menghabiskannya, siapa yang memerlukannya, dan siapa yang dengan bijak mengeluarkannya ?

Lalu timbul perhatian tentang solusi penyelamatan keuangan yang secara garis besarnya sebagai berikut :

- Pembatasan pengusaha dari “hasil perolehan” uang lewat cara “penyebaran kekayaan” melalui pajak tinggi terhadap pelaku bisnis yang menghasilkan kekayaan oleh negara.

- “Menyelamatkan” mereka yang melakukan pemborosan akan uang dengan memberikan mereka lebih banyak uang bukan merupakan hal yang cerdas

- Melakukan negosiasi kembali dengan mereka yang telah melakukan melakukan pembelian sesuatu yang sesungguhnya jauh di atas jangkauan mereka akan membuat pengeluaran mereka tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Semua perhatian akan hal ini kemudian disahkan menjadi kebijakan dan kemudian ekonomi jelas berdasarkan penghasilan, akumulasi dan distribusi dari uang.

Kenyataannya adalah setiap penggunaan uang akan menghasilkan sesuatu yang baik dan buruk, tergantung akan kejelasan, motivasi dan kejujuran dari siapa yang diberi kepercayaan untuk mengeluarkan uang, dimana setiap orang menggunakan uang.

Untuk memandang Ekonomi = Uang semakin mempromosikan sifat keserakahan, sesuatu yang perekonomian saat ini derita secara akut. Bilamana uang dilihat sebagai sumber dan tujuan dari bisni (kemudian berlanjut ke uang), kemudian pelaku bisnis terpusat dalam menghasilkan uang untuk diri mereka sendiri, pasar saham mereka dan bisnis mereka saja. Dalam iklim ini kemudian inovasi dan ide dituangkan lebih kepada menghasilkan uang dan mendapat lebih banyak, dan tentu saja “efek samping” yang timbul adalah keserakahan dan korupsi. Segala sesuatu yang menghasilkan uang menjadi dibenarkan dan diterima. Seperti obat, “efek samping” kadang lebih mematikan dari penyakit.

3. Tujuan Bisnis

Apa yang menjadi tujuan bisnis ?

Tujuan dari bisnis bukanlah menghasilkan uang, atau bahkan kehilangan uang.

Tujuan dari bisnis adalah untuk melihat kebutuhan sebenarnya dan mengisinya dengan produk atau jasa yang handal melalui organisasi yang efisien. Hasil dari bisnis yang baik adalah kesejahteraan untuk semua. Siapapun yang menjalankan bisnis, menghasilkan produk atau layanan, dan mereka yang membeli produk/jasa. Ada kebutuhan tidak ada batas dalam kekayaan bagi mereka yang menjaga agar bisnis tetap berguna dan efisien. Keuntungan setiap orang. Individual, masyarakat, bangsa dan global bergabung dalam usaha ekstra mencapai kebutuhab sebenarnya dan kesejahteraan baik secara individual dan kolektif. Ini adalah ekonomi yang berbasis pemikiran bahwa sesuatu yang baik untuk seseorang tentu baik juga untuk kebanyakan. Ide ini adalah sesuatu yang tidak bisa diwakilkan, diregulasikan atau dimanipulasi.Merupakan ide yang bila dimengerti oleh individual/pengusaha/pelaku bisnis akan menjadi arahan dan inspirasi dari setiap kegiatan yang dilakukan. Setiap pribadi yang hidup dengan prinsip ini akan menjadi pribadi terpercaya dan kebutuhan dalam bisnis yang dilakukan pun tercapai

Inilah sesungguhnya inti dari ekonomi yang dicita – citakan oleh para founding fathers atau pendiri bangsa. Kesempatan untuk melihat kebutuhan nyata, mengembangkan organisasi untuk melayani kebutuhan dan keuntungan dari kesejahteraan yang dihasilkan untuk semua.

Poin ini untuk motivasi perseorangan sebagai sumber dari masalah dan sumber juga dari solusi. Triliunan rupiah dapat dialirkan ke dalam sistem, dan bilamana keuntungan pribadi dan keserakahan menjadi pokok dari motivasi maka ekonomi akan menjadi sulit. Sebaliknya, kesejahteraan akan merata dimana ada motivasi yang berbasis dengan keinginan baik.

Tantangannya kemudian adalah bukan tentang “apa yang harus dilakukan, “melainkan memahami dan menghadapi masalah sebenarnya dan menumbuhkan ekonomi berbasis kesejahteraan dengan prinsip solid, teruji dengan waktu dari bisnis dan kehidupan yang baik. Meskipun, bukanlah individual yang dapat disalahkan bila terpengaruh iklim keserakahan, tetapi individual dapat melihat bagaimana masalah dan berpartisipasi dalam solusi.

Ini dinamakan Ekonomi Spiritual karena didasarkan pada apa yang tidak bisa diwakilkan, dimanipulasi, diatur atau dikontrak. Berdasar pada sesuatu yang bersifat non-materi, sesuatu yang kita mempunyai kapasitas untuk mengenalinya bilamana kita melihatnya. Kebenaran ini tidak dapat dapat disangkal. Pasti hal ini akan menjadi perdebatan dalam hal idealistik, kebanyakan dari bisnis yang berjalan bersifat serakah dan sudah berjalan dalam waktu yang lama. Tetapi bila kita menerima hal tersebut sebagai kenyataan, kita ditakdirkan untuk melanjutkan spiral konstan keuntungan dan kerugian, dan terus menerus berkutat bersaing antara orang-orang yang kaya dan mereka yang miskin.

Ada banyak contoh dari pengusaha, penemu, pendidik, anggota dewan yang mampu melihat kebutuhan sebenarnya, merespon hal ini dengan ide, produk atau layanan dan makmur. Mereka yang telah makmur dari mengetahui kebenaran ini tidak termotivasi utama oleh uang. Mereka termotivasi oleh ide-ide yang baik, sistem yang efisien dan keunggulan pribadi. Ekonomi spiritual ini karena didasarkan pada sesuatu yang tidak berwujud belum substansial, tak terlihat namun dapat diketahui, tak terlihat namun dikenali.

Individual yang sama ini mengakumulasi kekayaan besar dari pelaksanaan ide-ide yang baik lalu mengalirkan kekayaan mereka kembali ke masyarakat melalui kegiatan amal dan visi yang tidak mementingkan diri sendiri. Ini merupakan kelanjutan dari penilaian ide bagus, sistem yang efisien dan keunggulan pribadi.

Kabar baiknya adalah bahwa untuk mengembalikan ekonomi ke jalur yang benar tidak mengharuskan kita menunggu untuk "menetes ke bawah" ketika seseorang menemukan apa yang harus dilakukan dan melakukannya. Ini adalah sesuatu yang kita semua dapat perhatikan sekarang.

Ketika ketakutan tentang masalah keuangan timbul! bukanlah uang yang menghasilkan ide yang baik. Ini adalah karunia yang diberikan tuhan dari pikiran yang terbuka dan penerimaan yang memungkinkan ide-ide baru dan baik mengalir tepat untuk situasi menantang pada saat itu. Ini tak ternilai.

  1. Pengertian Ekonomi Spiritual

Dikarenakan beberapa fenomena yang disebutkan diatas sekarang mulai berkembang apa yang dinamakan Spiritual Economics, sebuah mazhab yang mencoba melihat persoalan ekonomi tidak hanya dari perspektif material semata, melainkan juga perspektif spiritual. Kemunculan mazhab ekonomi spiritual ini merupakan antitesis terhadap pendekatan ekonomi neoklasik yang lebih menitikberatkan kesejahteraan pada tingginya angka pendapatan dan pertumbuhan ekonomi semata.

Amit Goswani, seorang pakar asal Universitas Oregon AS, menyatakan bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam empat tingkatan. Pertama, kebutuhan material, yaitu kebutuhan yang tingkatannya paling rendah. Kedua, energi vital, yang bersumber dari kekuatan perasaan. Ketiga, kebutuhan mental, yang terkait dengan kekuatan pemikiran. Keempat, kebutuhan supramental, yang terkait dengan etika, cinta, kepedulian terhadap sesama, dan kebahagiaan hakiki.

Goswani menyatakan bahwa ekonomi spiritual harus mampu menyediakan ruang bagi keempat tingkatan kebutuhan manusia tersebut. Salah satu kegagalan ekonomi neoklasik adalah ia lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan materialisme dibandingkan aspek lainnya. Seluruh premis dan teori yang dibangunnya mengasumsikan bahwa manusia hanya sebagai makhluk material semata. Sementara itu, persoalan seperti cinta dan kepedulian sama sekali tidak tercermin dalam asumsi dan teori dasar ilmu ekonomi yang dibangunnya. Padahal, bangunan ilmu inilah yang akan menggerakkan arah sebuah sistem karena sistem sesungguhnya merupakan implementasi dari ilmu. Inilah yang kemudian menciptakan persoalan sosial berkepanjangan. Pendapatan boleh tinggi, namun jiwa mengalami kegelisahan, kekeringan, dan kehampaan.

Kondisi di atas pada dasarnya merupakan potret atas pengabaian fitrah manusia dalam ekonomi konvensional. Homo economicus merupakan profil manusia yang lebih mengedepankan self interest dibandingkan social interest.

Karena itu, menerapkan sistem ekonomi yang menjunjung tinggi fitrah manusia adalah sebuah keniscayaan. Di sinilah urgensi menjadikan ekonomi spiritual sebagai panglima kebijakan pembangunan. Ekonomi spiritual adalah ekonomi yang dibangun di atas fitrah dasar manusia. Pendekataan yang digunakannya lebih humanistik dan sesuai dengan karakter dasar manusia. Contohnya adalah ajaran tentang zakat dan infak (ekonomi spiritual berbentuk ekonomi syariah).

Meminjam kacamata spiritual economics, instrumen zakat dan infak ini telah memenuhi syarat pemenuhan keempat kebutuhan manusia. Adanya transfer aset dan kekayaan dari kelompok the have kepada kelompok the have not menunjukkan terjadinya pemenuhan kebutuhan material kelompok dhuafa.

Selanjutnya, bagi muzaki dan munfik, ajaran zakat dan infak akan membersihkan jiwa, hati, dan pikiran (dalam agama islam diterangkan di Al-Quran Surat Attaubah: 103) sekaligus mendorong munculnya perasaan belas kasih terhadap mereka yang mengalami ketidakberuntungan. Sedangkan, bagi mustahik, keberadaan zakat akan menghilangkan perasaan dengki atas kekayaan yang dimiliki oleh muzaki. Sehingga, akan tercipta paradigma bahwa membela nasib sesama merupakan kebutuhan dasar bagi setiap insan. Pada akhirnya, kondisi ini akan melahirkan kekuatan dan kebersamaan sosial yang sangat tinggi. Dengan membela kaum yang lemah, kesejahteraan ekonomi sekaligus harmonisasi sosial akan berjalan beriringan. Tidak ada konflik di antara keduanya. Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Sesungguhnya, kalian akan ditolong dan diberi rezeki karena telah memerhatikan orang-orang yang lemah.”

Sebaliknya, jika yang berkembang adalah logika eksploitasi sekelompok manusia atas kelompok manusia yang lain, kehancuran masyarakatlah yang menjadi hasilnya. Pertumbuhan ekonomi yang dinikmati segelintir kelompok hanya akan menjadi sumber konflik dan destruksi sosial. Karena itu, kembali kepada ekonomi spiritual merupakan upaya kita untuk memfitrahkan kembali sistem perekonomian nasional yang lebih mencerminkan keadilan dan kebersamaan. Proses penguatan instrumen ekonomi spiritual dalam bentuk syariah pada semua tingkatan masyarakat yang saat ini sedang dilakukan harus mendapat dukungan kita semua.

5. Ekonomi Spiritual Sebagai Satu Alternatif

Saat ini ekonomi kita di satu sisi sedang menuju recovery dari keterpurukan akibat beberapa kejadian nasional maupun internasional. Di sisi yang lain beberapa anjuran yang diterima untuk mempersiapkan bangsa ini dari arus globalisasi. Ikut bersaing dengan skala internasional. Di tengah persaingan global ini pergulatan penerapan teori ekonomi sebagai satu pemecahan masih sangat seru. Tarik menarik antar satu aliran dengan aliran lain.



Sejak abad pertengahan ketika prinsip-prinsip etika yang mewarnai ilmu ekonomi mulai ditinggalkan, nilai ekonomi yang sekuler mendapat tempat dihati masyarakat dan sangat popular. Seperti siang berganti malam, The Moral Sentiment-nya Adam Smith yang terbit 1759, memberikan semangat spiritual yang tinggi pada ilmu ekonomi. Pesan tersebut seperti: selflove, moralitas, justice, equality, equity, humanity, religious values, social welfare, public needs, public interests, solidarity dll. Pengertian-pengertian ini bisa sebagai modal untuk memberi semangat spiritual di dalam ilmu ekonomi. Sembilan belas tahun kemudian (waktu yang begitu pendek dibandingkan dengan masa-masa perkembangan ilmu ekonomi) terbitlah buku karangan dari Adam Smith yang kedua dan isinya sangat kontras bagaikan siang dengan malam. Buku tersebut berjudul An Inquiry into the Nature of the Wealth of Nations. Yang mengherankan adalah orang-orang lebih tertarik pada isi buku yang kedua ini. Jargon-jargon ilmu ekonomi yang dikumandangkan Adam Smith dalam bukunya antara lain: Homoeconomicus, free entry free exit, least cost combination, profit maximization, economic animal, free competition, invisible hand. Kata kunci dari semua jargon ini adalah efisiensi. Siapa yang bekerja dengan efisien dapat tinggal dipasar dan hidup. Yang tidak efisien keluar pasar dan mati alias gulung tikar.

Semenjak itu pemikiran Adam Smith banyak diikuti para pemikir yang bergabung dalam satu aliran yang disebut Klasik. Dari sudut pandang Klasik, ekonomi diatur melalui mekanisme pasar, harga diatur oleh ‘invisible hand’. Pemerintah harus menahan diri untuk mengatur kegiatan ekonomi. Biarkan upah, sewa, gaji, pendapatan, kesejahteraan, bunga, dan keuntungan diatur oleh pasar. Banyak ahli ketika itu sangat optimis akan aliran ini. Jean Baptiste Say bahkan mengatakan dengan ide ini tidak akan terjadi kelebihan produksi, tidak ada sumber-sumber atau faktor produksi yang menganggur. Penawaran itu sendiri yang akan menciptakan penawaran katanya. ‘Supply create its own demand since the aggregate cost of production is spent for the aggregate product’ begitu yang ditulis dalam bukunya ‘Treatise on Political Economy (1821). Disamping rasa keoptimisan para pemikir tadi, di sisi lain ada juga yang merasa pesimis akan kondisi perekonomian ketika itu. Diantaranya Thomas Robert Malthus, yang mengatakan bahwa laju perkembangan penduduk terlalu cepat dan tidak bisa terkejar oleh laju pertambahan bahan makanan. Digambarkan laju pertambahan penduduk mengikuti kaidah deret ukur, sedangkan laju pertambahan makanan mengikuti deret hitung. Ini artinya suatu saat dunia ini akan mengalami kelaparan jika jumlah penduduk telah melebihi jumlah bahan makanan.

Berabad-abad jalan pikiran Klasik ini berjalan tanpa hambatan, sampai suatu saat menjelang pertengahan abad 20, terjadi krisis dunia yang cukup parah. Pengangguran besar-besaran terjadi, inflasi sangat tinggi, kelaparan terjadi pada belahan dunia berkembang. Aliran Klasik ini tidak bisa menjelaskan kenapa bisa terjadi stagflasi tersebut. Akhirnya tahun 1936 datang John Maynard Keynes yang mengklaim bahwa ajaran Klasik telah usang dan tidak bisa menyembuhkan ‘twin devil’ perekonomian yaitu pengangguran dan inflasi. Kyenes mengganti dengan ajarannya yang mengatakan bahwa pemerintahlah yang harus mengatur semua ini. Kegiatan ekonomi sebaiknya diatur oleh pemerintah baik langsung maupun tidak langsung melalui kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan lainnya. Jalan pikiran ini diatur dalam bukunya: The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936). Pendapat Keynes ini juga tidak bertahan lama, karena resesi kembali melanda negara-negara Barat dan negara industri lainnya pada tahun 1970-an, awal 1980-an dan terakhir tahun 1990-an. Aliran klasik muncul lagi setelah mengetahui konsep Keynes mengalami kegagalan dengan adanya tiga kali resesi semenjak 1936. Aliran Klasik yang muncul dengan beberapa tambahan penekanan seperti yang dikenalkan oleh Milton Friedman dan kawan-kawan. Friedman menganut aliran moneteris, yang menekankan kebijakan moneter secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Disamping itu terdapat pula aliran ‘sisi penawaran’ atau supply side economics. Aliran ini dibangun 1970-an sebagai reaksi atas perlakuan Keynes terhadap sisi permintaan.



Akhirnya sampai dengan penghujung abad 20 campuran antara aliran Keynes dan Klasik baru masih mewarnai kebijakan ekonomi yang pada dasarnya adalah penterapan ajaran Klasik yang ditambah dengan campur tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal dan moneter baik langsung maupun tidak langsung.

Beberapa Kegagalan Sistem Ekonomi Pasar/Material

Sistem ekonomi yang kita warisi sekarang sangat kental peninggalan pemikir Klasik dan Klasik Baru yang notebene literature Barat terutama Amerika Serikat. Semua aliran dalam sistem ekonomi diatas hanya menekankan pada ekonomi material saja. Belum memikirkan bahwa disamping dunia yang kita jalani masih ada dunia lain yang perlu akan dilakoni. Dunia itu dunia akhirat. Sehingga hukum sebab akibat antar dunia kini dengan dunia nanti (akhirat) mungkin berlaku termasuk pada kegiatan ekonomi.



Banyak hal yang kurang cocok dengan kondisi masyarakat kita yang agraris-religius. Beberapa kegagalan dari konsep ekonomi material tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.



(1). Pasar, yang dibentuk berdasarkan permintaan dan penawaran yang diatur oleh kekuatan ‘invisible hand’ selalu mengabdi pada golongan yang mempunyai daya beli. Mengabdi pada golongan kaya. Bagaimana bagi golongan masyarakat yang tidak mampu membeli? Tidak punya daya beli atau berada dibawah bayang-bayang harga pasar? Tangan-tangan-tidak-kelihatannya Adam Smith tidak bisa mengatur atau memperbaiki kekurangan ini.



(2). Homoeconomicus. Arsitektur ekonomi pasar mempunyai anggapan bahwa manusia dalam tindakanya adalah rasional. Jika memperoleh keuntungan dibuat maksimum, dan jika menderita rugi diusahakan rugi sekecil-kecilnya. Anggapan bahwa masyarakat hanya ingin mencari untung sebanyak-banyaknya belum tentu benar. Ada yang mau sekedar untung tapi bisa menampung tenaga kerja yang banyak. Jadi ada distorsi anggapan dalam hal ini.



(3). Efisiensi. Kata kunci dari persaingan bebas adalah diperlukan adanya efisiensi dalam usaha. Siapa yang efisien akan bisa hidup dan bisa melakukan transaksi sedangkan yang tidak efisien akan bangkrut lalu keluar pasar (free exit and free entry). Persoalannya adalah siapa umumnya yang bankrut atau exit? Umumnya terdiri dari rakyat kecil, rakyat kebanyakan (pelaku ekonomi dengan skala kecil/golongan ekonomi lemah/ pelaku ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah/sektor informal). Inilah kondisi ketidak adilan yang muncul sebagai akibat efisiensi dalam prinsip persaingan bebas. Oleh karena itu ekonomi skala kecil yang dominant dilakukan dan dimiliki rakyat kecil perlu perlindungan dari arus praktek-praktek persaingan bebas yang menganut prinsip efisiensi.



(4). Globalisasi. Pasar global menganut beberapa prinsip seperti persaingan bebas, efisiensi, homoeconomicus, free entry-free exit. Semua prinsip ini menimbulkan ketidak adilan pada masyarakat. Jika diamati praktek-praktek pasar global dengan skala kecil telah memasuki kehidupan ekonomi masyarakat kita. Ini perlu diwaspadai. Ketidak adilan akan menimbulkan keterasingan (exit) dan akhirnya kemiskinan dan keterbelakangan.



(5). Industrialisasi. Kesalahan pada industrialisasi terjadi ketika ditengarai bahwa buruh dibayar sangat rendah, sehingga majikan dianggap memeras keringat buruh. Industri hidup berdasarkan nilai lebih yang dihasilkan buruh pabrik. Prabhupada mengatakan: Satu dolar yang diberikan pada buruh akan menghasilkan keuntungan sepuluh dolar [1]. Kesalahan pada ekonomi pasar dimana terdapat dua penyakit kembar dalam masyarakat akan selalu muncul selama ekonomi ini menganut system ekonomi pasar. Dua penyakit kembar itu adalah pengangguran dan inflasi. Salah satu dari kedua penyakit ini akan selalu muncul. Karena jika pengangguran diobati akan muncul inflasi, demikian sebaliknya. Banyak lagi kesalahan-kesalahan ekonomi pasar lainnya.



Lalu apakah kita menolak sama semua bentuk ekonomi pasar dengan beberapa atributnya? Tentu saja tidak. Di balik beberapa kelemahan (failure) ekonomi pasar terdapat beberapa aspek positif yang dimiliki seperti jiwa bersaing, prinsip efisiensi namun harus diikuti dengan mengangkat nilai-nilai budaya lokal (local genius). Semangat bersaing memang baik tetapi mengingat hal-hal buruk yang diakibatkannya perlu diwaspadai. Koreksi yang kreatif (meminjam istilah Sri-Edi Swasono,2003) perlu diadakan.

6. Kesimpulan

Filsafat ekonomi spiritual adalah suatu cara pandang dimana ekonomi dibentuk dari cara berkeTuhanan yang Maha Esa dan bertujuan untuk keadilan sosial yang tinggi di masyarakat. Oleh karenanya ekonomi yang berspiritual tidak memandang laba sebagai tujuan, karena menurut hukum sebab akibat, dimana kita melakukan suatu kegiatan yang memenuhi kebutuhan, maka laba atau untung itu datang menyertai dari suatu kegiatan. Keadilan sosial adalah untung atau laba tertinggi dari kegiatan ekonomi itu.



Seperti kata falsafah yaitu "karmany eva dikharaste ma phalesu kadacana" yang artinya bahwa kita bekerja jangan terikat oleh hasil dari kerja tersebut. Falsafah tersebut mengajarkan kita untuk menjadikan laba bukan hal terpenting yang diutamakan dalam kegiatan ekonomi.

Referensi :

Seminar Indikator Kinerja Keuangan RS Non Profit, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada,30-31 Maret 2010.

Abel, A.B. and Ben S. Bernanke. 2001. Macroeconomics. Adison Wesley Longman Inc. Boston.

Friedman M. and Friedman, R.D. 1980. Free to Choose. Martin Secker & Warburg Ltd. London.

Swasono Sri-Edi. 2003. Ekspose Ekonomika Globalisme dan Kompetensi Sarjana Ekonomi. Pusat Studi Ekonomi Pancasila-UGM. Yogyakarta.

http://www.stei-jogja.ac.id/dartikel.php?id=5

http://irfansb.blogdetik.com/2010/01/24/refleksi-ekonomi-berbasis- spiritual/

Beberapa website, untuk mbak dan mas saya pinjem yah idenya.