Tuesday, October 04, 2005

Kedai Sufi Kang Luqman


Mujur…niat cari buku buat ngabuburit, akhirnya dapat juga buku nyeleneh soal nasehat hidup. Judulnya seh ringan “Kedai Sufi Kang Luqman”, tetapi kalau dibaca daftar isinya lebih banyak istilah yang nyeleneh. Dan akhirnya batal juga rencana agar buku ini dibaca buat ngabuburit. Sebenarnya ide dari penulis tuh sederhana (walau M.Luqman Hakim kalau dibaca dari riwayat hidupnya adalah orang yang “berisi”-red) yaitu tentang sebuah warung kopi tempat ngumpulnya empat orang biasa : Pardi, Dulkamdi, Kang Saleh , dan Cak San yang senang berdiskusi tentang makna hidup dan artinya buat memperkaya hati. Sudah pasti dari sebutan diatas kita tahu bahwa persoalan “Susahnya Orang Jawa” akan lebih banyak dibahas. Dan istilah “boso jowo” pun bertebaran semena – mena di buku ini (maaf untuk Mas Lukman, ini sebuah pujian loh –red). Dan akhirnya sang penulis pada bagian lain buku ini juga membahas “spesialisasi” nya yaitu sufiisme, maka beliau menyediakan satu ruang Tanya jawab soal hal itu (Dalam sekali untuk orang awam seperti saya – red). Ada satu kisah yang saya kagumi dari buku ini judulnya “Tiga Kia Pekerja Seks”, Seorang Kiai didatangi oleh PSK yang meminta penglaris di depan orang banyak di kedai kopi, aneh bin ajaib sang Kiai pun mendoakan wanita tersebut. Dan saat orang lain bertanya mengapa ? maka sang kiai menceritakan sebuah kisah, Alkisah ada seorang kiai yang punya penyakit psikologis seakan-akan malaikat maut selalu mengikutinya (alias takut mati-red), lalu dia bertanya obatnya kepada gurunya dan sang guru menjawab “Pergilah kau ke tempat pelacuran!!!” , nah loh bingung kan dan toh akhirnya kiai itu pergi ke sana dan jawaban itu ditemukan dari seorang kakek tua yang masih bersemangat bergerilya di tempat pelacuran tersebut. Sang kiai mendapat jawaban : Seorang kakek tua masih bersemangat dan saya seorang muda takut mati ??? kualitas iman apa yang saya punya ( Saya sambil nyengir terus berpikir..benar juga yah –red). Lalu ada kisah kiai yang bosan menjomblo ria, lalu dia pun beristikharah anehnya dalam petunjuk itu mengharuskannya ke tempat pelacuran, dalam hatinya dia sudah bergumam “ apa jadinya seorang nyai kiai pelacur?”. Kiai itu tetap berangkat ke tempat pelacuran dan tampak kebingungan di sana, tiba – tiba di sudut gang masuk datang seorang gadis manis berjilbab membawa kopor besar, kiai itu pun bertanya dan sang gadis memberi alas an ia tak rela dijodohkan dan kehabisan bekal hingga berpikiran pendek untuk ke tempat pelacuran tersebut, dan kisah seterusnya sudah bisa ditebak kan ???. Oh iya masih ada kejutan, ingat soal PSK yang meminta doa kiai diatas, sebulan kemudian ia datang bersama calon suaminya, meminta doa restu untuk menikah dan sudah berhenti dari pekerjaanya. Wuihh..Alhamdulilah menemukan buku ini..Alhamdulilah.