Sunday, January 30, 2005

Day 3 (Membeku)

Date : 31 Januari



- Bangun Pagi

- Lapor ma yg punya badan

- Ngetes Cobain mandi pagi (pantesan bule jarang mandi)

- Makan ke restoran di bawah

- Telur orek ma daging gak jelas (yg halal aja deh)

- Balik ke atas ( siap - siap jalan)

- Ke Mall Cherry Hill cari jaket ma sarung tangan

- Beli calling card terus nelpon nyokap

- Kok Laperr yahh

- Makan japanese yg dipaksain jadi makanan bule

- Manggil taksi

- Nungguin taksi ampe beku hampir 2 jam

- Balik ke hotel

- Ditelpon sepupu gw di seattle (Sekar....Tks banget yah..ntar gw bawa ampe rumah loe deh)

- Tidur

- Chatting ma semua teman









Day 2 (Penerbangan Terpanjang)

Date:January 29,2005



- Berangkat jam 02.00 ke Changi naik shuttle bus

- Naik pesawat ke Narita

- Sampai Narita Jepang jam 12.00

- Bentaran doang terus langsung sambung naek ke Detroit

- Pesawat sampe Detroit jam 1 siang

- Diperiksa dan diinterogasi

- Ketinggalan pesawat , jadi naik yang jam 15:30

- Eh, delay lagi 1 jam-an

- Sampai juga deh di Newark Airport

- Naek Shuttle Bus ke Radisson Hotel

- Jam 06 sore baru sampe hotel

Day 1 (Belajar Di Negeri Orang)

Date : January 28,2005



- Berangkat Jam 05.00 dari rumah , dengan mobil Arga bareng keluarga.

- Sampe jam 06.00, masuk fiskal dan imigrasi jam 07.00

- Berangkat ke Singapura jam 09.30

- Sampai di sana jam 11.00

- Nginep di Paramount Hotel di Tanjung Katong

- Santai – santai 2 jam-an

- Cabut lihat perangkat elektronik ke simlin square

- Jalan ke Orchad road, masuk ke Lucy Plaza

- Nyebrang lewat underpass ke Ngee Ann City

- Pulang jam 08:00

- Nunggu morning call jam 02.00

- Bangun jam 02.00

- Berangkat jam 06.10 ke Narita Jepang

Sunday, January 23, 2005

Sudah Pantaskah ?

Manusia punya bermacam keinginan, target, tujuan yang hendak diraih. Dan dalam perjalanan menuju hal tersebut pasti ada rintangan dan hambatan. Disadari bahwa saat kita ingin meraih sesuatu berarti kita akan mengorbankan sebagian keinginan kita yang lain. Suka atau tidak suka itulah kenyataanya, mungkin ada sebagian insan yang mampu menyeimbangkannya akan tetapi sebenarnya tetap saja timpang. Pasti sobat semua selalu ingat satu kalimat yang selalu diucapkan entah oleh pengawas, guru, atau dosen saat ujian : ”Kerjakan dahulu soal yang lebih mudah”..ingat bukan ?? Sejujurnya kalimat ini sangat bisa diaplikasikan di kehidupan sehari – hari. Target..wah kalimat ini pasti akan identik dengan sesuatu yang besar dan harus dengan sekian proses untuk mendapatkannya, maka lakukan dengan yang mudah inilah yang harus kita pelajari bukan dengan cara memperendah target tersebut tetapi dengan cara memulai dengan hal – hal yang kecil dan mudah ( Prinsip 3M – AaGym). Dan karena saya sebagai seorang muda yang labil dan mudah berubah, maka saya lebih memilih menghilangkan hal – hal yang sekiranya dapat menyulitkan jalan saya meraih target saya tersebut. Saya harus berbesar hati mengurangi hal – hal yang kurang penting, menyita waktu atau malah menambah beban pikiran. Hal – hal yang ingin diraih akan dirasa lebih mudah apabila tidak ada beban di pundak kita yang terlampau berat. Semua orang punya skala prioritas, dan karena skala prioritas yang berbeda itulah maka orang lain mempunyai penilaian yang berbeda terhadap tindakan kita. Satu hal yang pasti sobat, yang paling mengerti jalan pikiran kita tuh hanya kita sendiri tak ada satupun yang mampu memahaminya kecuali Alloh. Egois...ini adalah kata yang akan sangat sering terlontar dari orang lain saat kita memprioritaskan sesuatu, tetapi ingatlah mungkin saja mereka sangat peduli dengan kita sehingga melontarkan kata tersebut, saya atau anda sobat mungkin sudah saatnya lebih belajar ’husnuzan’. Eh, semua ini tuh cuma sesuatu yang terbesit di benak saya malam ini, dan prioritas yang berbeda adalah lumrah. Mungkin semua ini hanya sekedar kebodohan analisa insan tetapi yah karena itulah saya menganggapnya sebagai pembelajaran pemikiran saya.

Sahabat, Adakah prioritasnya ?

Sahabat, Adakah prioritasnya ?



Pertanyaan sejenak saja muncul saat seorang teman sekolah menengah menelpon saya belum lama ini. Kami berenam (termasuk teman yang menelpon saya-red) memang berteman semenjak masuk sekolah menengah, selain dikarenakan rumah yang tidak begitu jauh satu sama lain mungkin Alloh memang menakdirkannya seperti ini. Kalau dari segi chemistry atau istilahnya sekarang ”nyambung” sepertinya sih jauh sekali. Sifat kami satu sama lain sangat bertolak belakang, lempar argumen dan selalu sok tau..ya begitulah dengan sok idealisnya kami menghadapi hidup saat sekolah. Tetapi saat lulus dan saat menanti ”panggilan” adalah saat kami saling bergantung, saling lebih menguatkan, dan hal ini makin terlihat jelas saat dua dari dua personel ini ”diterima”, mereka tetap megingatkan yang lain kalau jalan masih panjang, dan buktinya benar tidak lama setelah itu saya dan seorang teman lain pun mulai belajar mengisi hidup dengan keringat kami. Saat dua orang teman kami memutuskan kuliah pun kami tetap mendukung mereka, karena saya selalu ingat bagaimana kami mencoba menghindari beban moral dengan menghabiskan setiap hari dengan kegiatan spontan dari pagi hingga menjelang maghrib. Tetapi sekarang, Masya Alloh sulit sekali bagi kami untuk berkumpul. Jikalau bisa pun tidak lengkap pasti ada saja dari kami yang tidak bisa datang. Saya tetap berharap jikalau ada kesusahan satu sama lain masih bisa saling membantu, karena informasi tentang satu sama lain pun sulit didapat. Hei, kok saya jadi tidak sadar kalau saya sendiri pun kadang – kadang melupakan pertemanan ini. Pekerjaan, studi, dan kesibukan tetek bengek lainnya selalu jadi alasan jitu. Dan saat saya merindukan kenangan bersama mereka, dan mencoba untuk kumpul bersama, kembali lagi hal – hal diatas tadi jadi alasan mereka. Yah, semoga saja kebersaman dalam hati kami tidak pernah pudar, karena setahu saya saat terakhir berlebaran ke rumah salah satu personel ini dia mengucap tentang hal yang sama. Yah itulah sobat tentang pertemanan saya, jikalau teman masa lalu anda telah memberi warna dalam perjalanan hidup anda, yakinlah bahwa dia layak ditulis dalam halaman depan autobiografi anda. Saya pun mencoba meminta.....



Allahumma Innii A’uudzubika minal ‘Ajzi walkasal wal-Jubni wal-haromi walbukhli. Wa A’uudzubika min ‘Adzaabil-qabri wa min fitnatil-mahyaa wal-mamaat


(Ya Allah, aku berlindung pada-Mu, dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kerentaan dan kekikiran dan aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah ketika hidup dan mati)(HR. Bukhari 7/59 dan Muslim 4/2079)

Friday, January 14, 2005

Yang Terdekat Untuk Dimulai

Malam Semua,



Soalnya pas menulis ini saya sedang masuk malam, habis rehat sebentar dan nonton DVD nya “Incredibles”. Asik juga film ini, menceritakan soal seorang “superhero” yang pensiun dan menyerah dengan keadaan dikarenakan hujatan orang banyak akibat kerusakan yang secara tidak sengaja dilakukannya saat membantu orang lain. Cerita berlanjut saat si superhero berkeluarga dan punya istri yang kebetulan superhero juga dirancang gak dirancang pastilah anak – anak mereka pun berkemampuan super pula. Moral ceritanya tuh sih sederhana aja, semua manusia tuh pasti punya secondary life, saya , anda , dan yang lainnya pastinya punya sesuatu yang harus dikorbankan untuk mensukseskan hal yang lain. Jikalau ada yang berhasil mengimbangi satu hal dan yang lainnya, jikalau diberikan penilaian secara persentase atau grafik yakinlah pasti ada perbedaannya. Jikalau seseorang mengorbankan sesuatu untuk sesuatu yang lain dan hal yang membuatnya rela berkorban itu dapat memberikannya sebuah penghargaan dan nilai lebih mungkin hal ini wajar. Tetapi biasanya hal yang akan diraihnya itu terjadinya dalam waktu lama atau dalam proses yang bertahap. Orang lain hanya dapat menilai sesuatu dari satu sisi wajah, semua yang tahu pastinya hanya orang yang menjalaninya. Keluarga adalah hal terpenting bagi saya, dasar dari semua tujuan hidup saya adalah ini. Inspirasi saya untuk memulai , menilai, memilih dan menilai sesuatu adalah keluarga. Kerja, kuliah, ngajar part time, adalah rutinitas hidup, tetapi saat semua itu usai dilakukan kehampaan jiwa dengan mudah dihapuskan saat kumpul bareng di rumah, diskusiin topik terbaru di TV dengan sifat gak ada yang mau kalah (walaupun narasumbernya gak ada yang jelas – Red), akhirnya nilai dialogis adalah sebuah cara mudah untuk mendeteksi nilai kedewasaaan sebuah keluarga. Saya dan anda Sobat pastinya punya keluarga, mari kita nilai sejauh mana keluangan waktu yang diberikan Alloh ini difungsikan sebagian besar untuk itu.



“Satu dinar yang engkau belanjakan di jalan Allah; satu dinar yang engkau belanjakan untuk memerdekakan budak sahaya; juga satu dinar yang engkau belanjakan untuk fakir miskin serta satu dinar yang engkau belanjakan untuk keluargamu, maka yang terbesar pahalanya adalah yang engkau belanjakan untuk keluargamu.”

Monday, January 10, 2005

Masihkah Saya Baladewa ?

Trully,



Sebenarnya saya adalah seorang baladewa (penggemar Dewa-Red) minded. Saya punya koleksi kasetnya dari album pertama mereka. Banyak pihak yang tidak suka dengan leader Dewa(..sekarang) Dhani Ahmad Manaf, lalu melakukan justifikasi umum dengan membenci grup musik Dewa. Sebenarnya saya lebih suka menelaah lirik dari lagu - lagu mereka yang saya yakin dicomot dari referensi sana - sini oleh Dhani. Yang jelas benar dia tuh senang dengan gaya puitis tematisnya Gibran..(Dilematis..karena album Cintailah Cinta dihujat karena ini), atau seorang filsuf Islam yang mengumbar ide katauhidan dengan indahnya Maulana Jalaludin Ar-Rumi. Eh, ya udah gak ada habisnya sih kalo cuma menghujat dan menyanjung, saya tuh lagi suka sama lagu Dewa dengan judul "Satu" yang begini liriknya..........




AKU INI…ADALAH DIRIMU
CINTA INI…ADALAH CINTAMU
AKU INI…ADALAH DIRIMU
JIWA INI…ADALAH JIWAMU

RINDU INI ADALAH RINDUMU
DARAH INI ADALAH DARAHMU


REFF :
TAK…ADA YANG LAIN..SELAIN DIRIMUYANG SELALU KU PUJA…
OUO…KU…SEBUT NAMAMU
DISETIAP HEMBUSAN NAFASKU
KUSEBUT NAMAMU…KUSEBUT NAMAMU...

DENGAN TANGANMU…AKU MENYENTUH
DENGAN KAKIMU…AKU BERJALAN
DENGAN MATAMU…KU MEMANDANG
DENGAN TELINGAMU…KU MENDENGAR
DENGAN LIDAHMU…AKU BICARA
DENGAN HATIMU…AKU MERASA

REFF…REFF…REFF…REFF
Semua bisa mengartikan lagu ini secara bebas tetapi saya sendiri lebih mengartikan atas kecintaan terhadap tuhan. Ketauhidan sang maha esa yang selalu "Satu", dia yang ada di setiap organ tubuh kita hanya kita saja yang tak pernah menyadarinya. Semua yang kita lakukan, ucapkan, dengarkan adalah karunia dan kehendaknya, jikalau Alloh memberi kemampuan untuk menghembuskan nafas, adalah wajar jika kita membalas nikmatnya itu dengan membawa hembusan nafas itu selalu tetap dengan irama cinta Alloh. Mungkinkah saya lebih mencintai seorang atau sesama manusia melebihi cinta saya kepadamu...Ya Alloh..Ajari saya mencintaimu...Ajari batin saya selalu merindukanmu.Bismillah...

Friday, January 07, 2005

Anak – anak itu adalah ………..

Semalam saya menyaksikan tayangan mengenai anak – anak korban bencana di Aceh. Saya melihat seorang anak dengan tubuh penuh luka bercerita dalam bahasa Aceh mengenai dirinya yang hanyut terbawa gelombang tsunami, tertindih balok kayu, dan akhirnya hanya tahu bahwa yang tersisa dari keluarganya hanya seorang kakak perempuannya. Miris sekali melihatnya, melihat mereka sudah tak mampu lagi meneteskan airmata, tetapi ada satu petikan wawancara yang membuat saya harus sangat bersyukur atas keadaan saya. Anak tersebut ditanya apakah perasaannya sedih atas musibah yang terjadi dan dia menjawab ”Saya hanya kehilangan dua orang keluarga saya, tetapi pengungsi lain kehilangan 10 atau lebih keluarganya”. Subhanalloh...pencerahan hati seperti ini tidak dapat didapatkan melalui pendidikan formal atau pendidikan agama di madrasah sekalipun, tetapi sebuah peristiwa yang Alloh takdirkan terjadi menempa batin anak tersebut. Akankah kita juga perlu diberi Alloh peristiwa seperti itu hanya sekedar untuk mendapat pencerahan batin, sobat mungkin terlalu bodoh bagi saya berkata demikian karena saya pun hanya bisa menelaah dan sedang mencoba menjalani. Setelah cari – cari, browsang browsing kemudian saya dapatkan ayat ini.



Firman Allah Taala : ( 90/4 )



Artinya: Sesungguhnya kami telah jadikan manusia sentiasa dalam keadaan kesusahan dan kesulitan.



Ayat ini jelas menerangkan hakikat kehidupan manusia. Siapa yang mampu menyelesaikan satu masalahnya maka dia telah menangani salah satu masalah – masalahnya di dunia ini. Sesungguhnya manusia senantiasa menghadapi masalah sepanjang hayatnya bahkan saat rohnya dicabut dari jasad, masalah tetap bertandang. Jikalau anak – anak tersebut mencoba membenahi kegundahan jiwanya, menghilangkan rasa sedih, meyakini bahwa semua adalah ketetapan Alloh. Masihkah kita yang bernasib lebih beruntung mengamini kelabilan hati, memenangkan keinginan diri, bahkan seakan – akan menyalahkan Alloh atas situasi yang dialami...Masya Alloh. Maka Ya Alloh..kuatkan kami menghadapi diri kami sendiri, mempelajari diri kami ini, dan membenahinya.



Tuesday, January 04, 2005

Waktu Tidur Sebagian Kami

Salah seorang teman saya pernah mengirimkan sebuah artikel tentang bahaya kurangnya waktu tidur, bahaya utama ini adalah penyakit hepatitis atau kuning. Saya kemudian lebih melihat ke diri saya mengenai kualitas tidur saya, saya mungkin tidak memenuhi syarat tidur manusia normal yaitu minimal 7 – 8 jam semalam. Kemudian saya mencoba mencari sumber bacaan yang insya Alloh membantu saya memeprbaiki pola ini melalui telaah ilmiah islam. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang kisah Abu Darda' yang tidak mau tidur malam karena ingin melakukan ibadah. Salman, sahabatnya, telah menegurnya dengan berkata:



Tuhanmu ada hak kepadamu, badanmu ada hak kepadamu dan isterimu ada hak ke padamu. Berikan kepada semua ini haknya." Ketika Nabi mendengar perkataan Salman, Baginda berkata: "Benarlah Salman." (Bukhari)



Waduh..saya langsung tersentak waktu membaca berulang hadis ini, Alloh neh...sang empunya jiwa kita saja tuh dah tahu seberapa besar porsi kita harus istirahat sedangkan kita sendiri mahluk hina ini kadang lewat atau kurang dari porsi tadi. Maka saya mengkaji diri saya, waktu yang saya tidak gunakan semestinya untuk tidur hanyalah untuk sebuah kegiatan keduniawian sedangkan seorang sahabat Rasulullah Muhammad SAW yang melakukan ibadah malam saja ditegur, apakah pantas untuk saya mengelak dari tuduhan bahwa saya salah ?. Memperbaiki diri adalah sesuatu yang mudah diucapkan tetapi agak sulit diimplementasikan. Alloh pastinya tahu kepentingan tiap mahluknya, keinginan, cita-cita, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. Tetapi hal ini (tidur tidak sesuai porsi –Red) mungkin hanya dapat kita lakukan waktu usia muda saja, sedangkan efek sampingnya sendiri akan timbul saat usia kita hampir mencapai 40 tahun. Maka mungkin kita harus sedikit menyiasati keadaan ini, saya selalu memanfaatkan sedikit waktu yang tersisa , dalam mobil menuju kantor, waktu menunggu database upload, atau saat mereset server untuk memejamkan mata istirahat. Walaupun kualitasnya tidak seperti tidur malam hari kenyataanya hal ini membantu saya lebih fit untuk aktifitas selanjutnya. Kemudian terbesit keingininan di benak saya untuk memanfaatkan kedaan malam hari saya untuk lebih beribadah kepada Alloh, walaupun mungkin waktunya sedikit tetapi insya Alloh dengan kontinuitas yang terjaga pelatihan jiwa saya menuju Ash-Shiroot lebih terjaga. Eh, kok uraian ini jadi personal banget yah..ya udahlah setidaknya saya mencoba sharing sobat..dengan harapan semoga anda dan saya menjadi insan yang lebih baik.

Fenomena Kondektur Wanita Metromini S-69

Sebulan belakangan atau mungkin awal bulan puasa lalu saya sering mengamati sebuah fenomena baru, yaitu banyaknya Metromini S-69 (Jurusan Cileduk – Blok M –Red) berkondektur (Navigator – Catatan Si Boy-Red) kan wanita. Mungkin bukan pertama kalinya di Jakarta ini, ya di Jakarta karena setahu saya domisili dan teritorial Metromini ya cuma di Jakarta, akan tetapi hal ini sedikit mengusik saya untuk sedikit menelaah fenomena ini sebagai ilmu Alloh. Mungkin selama ini ada anggapan di luar sana di negeri antah berantah bahwa kedudukan wanita di Indonesia umumnya atau kaum muslim khususnya sangat menyedihkan, kali ini saya hanya akan mempersempit pola pikir saya ke persoalan ini. Pendapat saya mengingat fenomena ini terjadi menjelang lebaran mungkin saja para kondektur wanita tersebut adalah istri dari sopir Metromini S-69..kenapa ?? Tentu saja hal ini dapat dimaklumi karena daripada uang hasil ”tarikan” selama beberapa rit itu lari ke orang lain lebih baik lari ke tangan istri sendiri toh juga dia jugalah yang akan mengatur pengeluaran keluarga. Tetapi, saya coba mengkajinya dari sudut pandang seperti begini, selama ini telah terpola di masyarakat banyak bahwa laki – laki (berarti termasuk saya-Red) adalah pelindung wanita, main unit pencari nafkah, sosok kuat yang hanya butuh wanita di rumah melayani dan mengatur rumah tangga. Setelah iseng – iseng saya telusuri eng ing eng....ternyata tahu nggak sobat Rasullulah Muhammad SAW waktu pertama kali dapat delivery wahyu Alloh dia tuh mengigil kedinginan dan yang melindungi dia dari hawa dingin, kegelisahan, dan kebingungan tuh tidak lain seorang wanita dalam hal ini Khadijah isterinya. Atau mau tahu yang lebih ekstrim lagi ternyata orang pertama kali mati syahid tuh seorang wanita bernama Sumayyah. Wess, kok saya jadi berlari dari tema pokoknya yah..jadi saya sangat menghargai peranan ibu, mbak atau jeng kondektur tadi, bayangkan bagaimana sangat efisien ibu tadi membagi waktu dan hatinya, maaf kali ini saya terpaksa bertanya kepada salah satu kondektur wanita tadi sebagai narasumber. Beliau berangkat dari rumah jam 05.30..Masya Alloh kalau saya belum mandi tuh dan masih bengong – bengong abis sholat subuh, meninggalkan uang 3000 rupiah untuk kedua anaknya sarapan , dia baru kembali jam 17.00 setelah dapat beberapa rit tarikan, eh yang jadi pertanyaan selanjutnya saya kepadanya adalah bagaimana mengenai makan siang kedua anaknya, dia menjawab ”oh,tenang aja Dik saya selalu menyuruh mereka makan siang di salah satu warteg deket rumah sebelum berangkat sekolah siang”, Amazing..itu pernyataan yang ada di benak saya ibu ini tuh punya planning bagus tanpa ada yang dikorbankan demi kepentingan keluarganya. Jadi sobat apakah ada kelemahan di dalam gender ? Laki – laki lebih dari wanita...mboten enten tuh..yang bisa nilai tuh cuma Alloh.



"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan...'" (Ali Imran: 195)



Bekerja, menyiasai dan menjalani hidup adalah amal yang kita semua tunggu balasannya dari Alloh. Jangan pernah memandang rendah sesuatu karena mungkin saat itu kita sedang dipandang rendah Alloh..Naudzubillah.

Monday, January 03, 2005

Tahun Baru.............Insya Alloh Jiwa Baru !!!

Alloh selalu punya rencana.........



Rencana....Tsunami ??? Logika yang pertama kali saya ambil adalah masya Alloh azabkah ini , peringatan , tanda kiamat, dan segudang pikiran yang naudzubillah negatif. Tapi sobat, waktu saya coba merenungi dan berfikir.. Ya Robb pantaskah saya suuzan kepadamu...mengingkari keinginanmu yang bersifat Iradat, yang mengenggam rahasia dan selalu dalam batasan " Tenang aja jek, gak mungkin kamu diberi ujian yang kamu gak mampu pikul". Masya Alloh sebagai hamba hina pun tiap tahun kita merayakan tahun baru masehi dengan gegap gempita , kemewahan, dan Alhamdulilah tahun ini Alloh menyadarkan kita tanpa perlu mengeluarkan undang - undang yang bikin 2 kubu di DPR ribut (eits...kok jadi politik) , atau larangan three in one nya Pak Sutiyoso..boleh dong nyindir. Damai sekali tahun baru kali ini, bayangkan setiap teman yang menelepon saya dan mengucapkan selamat selalu bilang kalau mereka hanya akan merayakan tahun baru di rumah atas dasar kemanusiaan dan solidaritas buat masyarakat Aceh. Tidak ada yang salah dengan perayaan toh manusia diberi hati yang merupakan sebuah kemewahan dari Alloh, tapi sobat harusnya terbesit sebuah pernyataan di hati itu jikalau saja sang penciptanya memintanya , merebutnya, mencabutnya siapkah kita merelakannya. Resolusi tahun baru..hei apa yang mau diresolusiin sobat sudahkah selesai apa yang di resolusiin tahun lalu ? sudahkah sempurna keinginan dan target kita itu ? Mungkin kalau saya ditanya apa resolusi tahun baru ini saya akan mengucap "Insya Alloh memperbaiki diri, belajar dan mencari Ash - Shiroot (Jalan)". Ya Alloh , bimbinglah kami ke jalanmu, beri jiwa kami kemampuan memperbaiki diri...Amin.