Wednesday, October 28, 2009

Batasan LTE mendekati kenyataan komersial



Merupakan musim panas yang sibuk untuk komunitas LTE, dimana ihwal teknologi ini meraih beberapa tambahan diantara para pengadopsi awal di Eropa, Jepang dan Amerika, dan semua mata terpusat pada 2010 yang merupakan tahun komersial dari LTE.

Operator Amerika Verizon Wireless merupakan yang pertama mengeluarkan woro-woro di pertengahan agustus, dengan pengumuman bahwa mereka telah berhasil dalam data call pertama LTE di Boston dan Seattle menggunakan standar 3GPP release 8 di spectrum 700 Mhz. Data call menunjukan kemampuan streaming video, mengunduh dan mengunggah file, browsing web dan VoIP. Verizon, yang mengganti strategi 4G mereka ke LTE dari penggelaran layanan 3G yang berbasis 1x EV-DO, mempunyai cell site LTE yang sudah hidup dan berjalan di spectrum 700 Mhz baik di Boston maupun Seatle. Ini bertindak sebagai test bed untuk membantu Verizon memahami bagaimana cara terbaik mempersiapkan cell site serta bagaimana menambah teknologi ini di jaringan.

Hingga akhir ini, perusahaan dapat melakukan hal lebih buruk daripada berpindah dari vendor infrastruktur Nortel, dimana baru saja berkerja dengan manufaktur Korea dan seringkali berpartner dengan LG untuk mendemonstrasikan standar 3GPP yang mampu menyeseuaikan data handover antara network LTE dan CDMA. Demo ini yang berlokasi di Pusat R&D Nortel di Ottawa Kanada menunjukan bahwa kegiatan pengguna seperti mengunduh video, web surfing, dan panggilan VoIP dapat dikelola jika pengguna data mobile berpindah antara zona CDMA dan LTE.

Nortel dan LG menyatakan bahwa jaringan awal LTE akan menjadi co-exist dengan jaringan CDMA yang ada untuk beberapa waktu. Jika user migrasi ke jaringan 4G, sehingga handover inter-technology akan memampukan pengguna mobile untuk bergerak antara jaringan LTE dan CDMA tanpa kehilangan konektivitas data. Ini berarti bahwa operator dapat menjalankan jaringan secara bersamaan tanpa berdampak ke layanan.

Larry Murat, VP dari LTE R&D Nortel menyatakan “Meskipun jaringan CDMA akan tetap menjadi jaringan utama hingga beberapa tahun ke depan, LTE akan menjadi kunci dari bagian yang menjadi pecahan yang belum terselesaikan di jaringan awal tahun depan”.

Verizon menyatakan harapan mereka secara komersial tentang diluncurkan LTE ke 30 pasar di 2010. Menjangkau 100 juta orang, dengan fokus memenuhi jangkauan nasional di 2013. Visi ini berbagi dengan operator nomor 2 di Jepang KDDI, yang di bulan agustus meminta Motorola dan NEC untuk membangun jaringan LTE mereka, dengan perkiraan peluncuran layanan di akhir 2012.

Sangatlah fair untuk mengatakan bahwa genderang perang Mobile Broadband di 2008 diawali dengan system 3GPP seperti HSPA dan LTE sebagai pemenang yang jelas, dan sistem 3GPP2 seperti EV-DO dan Ultra Mobile Broadband jelas sebagai yang kalah. Mike Roberts, analis terkemuka dari Informa Telecoms & Media, dan pengarang dari “The Future Mobile Broadband: 3rd Edition report”, menekankan bahwa keputusan Verizon untuk mengembangkan LTE secara efektif akan membunuh UMB dan menjadikan LTE secara de facto evolusi dari sistem EVDO.

Kasus terkait operator amerika MetroPC dengan komitmen terbaru mereka untuk menggelar LTE di 2010. Verizon mungkin telah berpikir untuk akhirnya mempeti-eskan CDMA, nampaknya masih banyak juga yang akan mengikuti. Operator terbesar kelima di amerika serikat berencana untuk bermigrasi ke LTE untuk strategi 4G mereka, dengan maksud untuk meluncurkan layanan di pertengahan kedua 2010.

Tetapi dengan penguatan posisi dari LTE sebagai salah satu sistem generasi berikutnya dari mobile broadband, WiMAX juga tetap berdiri sekalipun hanya dengan fokus terbatas untuk membawa broadband ke permukaan pasar.

KDDI adalah salah satu carrier EVDO yang beralih ke LTE, tetapi mereka juga membatasi pertaruhan pada 4G sebagai investor utama di lisensi Mobile WiMAX jepang yaitu UQ Communication. UQ secara agresif menjadwalkan penggelaran WiMAX. UQ telah menetapkan target lebih dari 90 persen populasi jangkauan secara nasional hingga akhir tahun fiskal 2012 (31 Maret 2013). Pada masa itu , perusahaan mengatakan akan mempunyai 1.61 kota yang tercover lewat 38.ooo basestation, termasuk 19.000 indoor base station atau femtocell.

KKDI mengembangkan jaringan LTE di band 1.5GHz dan 800 MHZ. Perusahaan bermaksud untuk menawarkan layanan komersial LTE pada Desember 2012 mengikuti serangkaian percobaan yang dijadwalkan untuk dimulai pertengahan 2010. KDDI menyatakan rencananya untuk mempunyai layanan nasional telepon mobile broadband dengan coverage 96.5 persen dari jepang di akhir 2014.

Sementara di Eropa, Pemilik Deutcsce Telekom T-Mobile telah membeberkan rahasia bahwa mereka mengklaim akan menjadi multi-user pertama di dunia “dengan mobilitas” di kota Austria, Innsbruck. Carrier German ini bekerjasama dengan vendor China Huawei untuk membangun jaringan. Austria merupakan pemimpin utama dari pemakaian data mobile di Eropa, dengan pemimpin pasar Mobilkom Austria menghasilkan satu pertiga dari layanan mobile broadband.

T-Mobile mengklaim pengembangan tersebut, menggunakan carrier jaringan 3G sebagai dasar infrastuktur, pengetesan jaringan terbesar di Eropa. Dengan jenjang 60 cell dan sudah dimulai dari bulan Juli. Perusahaan menyatakan bahwa jaringan pengetesan dirancangan untuk mengumpulkan feedback dari pengguna dan juga pengetesan kinerja dan kekuatan dari teknologi, meskipun tidak disebutkan beberapa banyak pengguna yang berpartisipasi di dalam tes.

Peneliti Informa Robert memperingatkan efek dari downturn secara global, dimana telah mendorong HSPA+ tetapi memperlambat LTE dengan secara virtual semua operator mobile utama bersikap vocal akan dukungan terhadap LTE tetapi secara diam – diam pula mengakui downturn dan factor – factor lain yang menunda jadwal penggelaran LTE hingga beberapa tahun ke depan. “Operator WCDMA/HSPA sekarang terfokus pada upgrade HSPA+ yang akan memberikan kemajuan penting di kapasitas dan kecepatan data yang berbiaya lebih rendah daripada LTE,” imbuh Robert.

Bila melihat trend pengembangan 3G CDMA di Indonesia, menilik beberapa operator seperti Mobile-8 atau Smart yang mengembangkan EVDO sepertinya mereka akan tetap bertahap menggunakan teknologi ini sampai daya juang untuk menciptakan produk layanan dari teknologi ini. Niat untuk mengembangkan layanan CDMA baik ke UMB atau LTE sepertinya dikesampingkan hingga beberapa tahun ke depan.

Sementara salah satu operator yang mulai menerapkan teknologi LTE dari sisis GSM adalah telkomsel. Ada beberapa alasan mengapa operator terbesar di Indonesia ini memilih LTE dibandingkan pesaingnya WiMax. Implementasi Wimax membutuhkan perubahan besar-besaran pada infrastruktur operator GSM. Disamping itu, perfoma WiMaX ternyata “menipu”. Dalam trialnya performa Wimax memang mencapai 50 Mbps namun dalam prakteknya akan berubah drastis hingga 9 Mbps saja. Dari investasi, LTE akan tiga kali lebih murah dari pada WiMax. Hal ini disampaikan oleh Joseph Garo, Vice President Technology and Business Incubations Telkomsel. LTE ini ditargetkan akan mulai diterapkan pada 2010 nanti.

Semua sudah bersiap, sekarang semua jatuh ke kebijakan pemerintah dan juga kucuran dana Operator.

Wallahu Alam Bishowab.

Disarikan dari tulisan james.middleton@informa.com

No comments: